Judul Film : Ngenest
Produser : Chand Parwez Servia dan Fiaz Servia
Sutradara : Ernest Prakasa
Penulis : Ernest Prakasa
Pemeran : Ernest Prakasa, Lala Karmela, Morgan Oey, Kevin Anggara, Brandon Salim, Ferry Salim, Olga Lydia, dan Ge Pamungkas
Produksi : Starvision
Durasi : 91 menit
Tanggal Rilis : 30 Desember 2015
--------------------------------------------------------------
Ngenest merupakan sebuah film komedi yang menceritakan seorang pria bernama Ernes,seorang keturunan Tionghoa yang sering di ejek dan juga dibully oleh teman-temannya sejak SD dan membuatnya merasakan beratnya kehidupan. Menjadi korban bully membuatnya bertekad pada keturunannya agar nanti tidak mengalami hal yang sama. Untuk itu dia ingin menikahi wanita pribumi dengan harapan agar anaknya nanti tidak mengalami kemalangan yang ia alami.
Terlahir dengan mata sipit merupakan kerugian bagi Ernest. Sejak hari pertama di SD dia langsung di bully dan diejek teman-temannya. Hal tersebut berlanjut hingga SMP, ia sudah mencoba berbagai cara untuk tidak dibully namun semuanya gagal. Ia memutuskan untuk menikahi wanita pribumi tetapi ditentang oleh sahabatnya, Patrick.
Saat kuliah, Ernest mengenal wanita bernama Meira, seorang sunda/jawa yang seiman dengannya. Masa perkenalannya berjalan lancar hingga pada akhirnya ayah Meira menolak anaknya berpacaran dengan Ernest yang keturunan Tionghoa. Namun akhirnya Ernest berhasil meluluhkan hati ayah Meira.
Setelah menikah, ternyata Ernest memiliki sedikit kekuatiran. yaitu apabila kelak anak mereka terlahir persis sang ayah. Bagaimana bila ia tetap gagal mencegah anaknya dari ejekan teman temannya. Segala ketakutan ini membuat Ernest menunda-nunda keinginan memiliki anak. Di sisi lain, Meira yang sudah didesak orangtuanya juga, ingin segera memiliki anak. Setelah melalui berbagai pertengkaran, akhirnya Ernest mengalah karena takut kehilangan Meira. Dua tahun setelah menikah, Meira hamil.
Semakin membesar perut Meira, semakin besar rasa takut yang menghantui Ernest. Puncaknya ketika Meira sudah mendekati tenggat melahirkan, tekanan semakin tinggi, Ernest pun stress sehingga melakukan kesalahan besar di kantor yang membuatnya dimaki oleh boss. Tidak kuat menghadapi tekanan bertubi-tubi, Ernest melarikan diri ke tempat di mana ia dan Patrick biasa bersembunyi selagi mereka kecil.
Akhirnya Patrick menemukan Ernest di sana, dan menyadarkan Ernest untuk segera ke rumah sakit. Dengan terbirit-birit, Ernest berangkat ke RS dan menemani Meira melahirkan. Meira pun melahirkan seorang bayi perempuan bermata sipit. Meski anaknya tampak sangat Cina seperti ayahnya, tapi Ernest sangat bahagia. Kehadiran anaknya telah memberinya begitu banyak kehangatan yang membawa keberanian untuk menghadapi hidup, walaupun hidup ini banyak tantangannya.
-------------------------------------------
Film ini bisa mengajarkan banyak orang yang masih sering melakukan diskrimanasi terhadap warga keturunan Tionghoa.
Kata "pribumi" dan "Tionghoa" sebenarnya sudah tidak lazim lagi digunakan di jaman sekarang karena tidak sesuai dengan era modern di Indonesia sekarang ini. Pribumi maupun Tionghoa saat ini adalah sama-sama warga negara Indonesia dan wajib saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Film ini bisa dikatakan berhasil karena mengemas isu-isu sosial yang ada dan membuatnya menjadi film yang bagus dengan tambahan alur-alur komedi yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar